Sabtu, 02 Maret 2013

Aku ingin Pulang :'(


Entah harus kumulai darimana cerita cinta yang tak pernah berujung ini. Sekalipun kuikuti hingga aku letih, tak pernah kutemui ujung dari perjalanan yang begitu jauh. Hingga akhirnya aku bersimpuh, merintih, dan mulai memasrahkannya pada yang maha mencintai. Ku lepas semua penatku dan mencoba berbaring ditengah padang luas yang penuh ilalang.
Kupandang sekeliling, tak ada siapapun yang kupikir bisa memegang tanganku dan membawaku pulang. Aku ingin pulang. Aku ingin kembali pada kedamaian yang pernah kurasakan dahulu. Aku ingin bergerak mundur setelah aku tau disini begitu pedih. Kupandang sekeliling lagi.
Aku masih berharap akan ada sosok yang menunjukkanku arah pulang. Aku tidak tersesat, aku hanya tidak tau jalan pulang. Pandanganku seolah kabur tertutupi beberapa peristiwa yang kulalui akhir-akhir ini. Peristiwa yang membuat kedamaian itu memudar. Peristiwa yang berhasil membawaku melangkah begitu jauh dan ketika aku melihat kebelakang aku hanya seorang diri. Saat itu aku mulai merasa ada yang tersayat.
Ada sesuatu yang membuatku begitu cemas hingga akhirnya aku kehilangan arah. Saat itu aku terus berjalan dan mencoba mencari sosok yang membawaku ketempat ini. Tapi NIHIL. Tak kutemui siapapun. Tak kudengar suara apapun. Tak ku lihat beberapa bintang yang menuntun langkahku selama ini.
Aku terbuang, aku ditinggalkan. Hingga akhirnya aku tetap memutuskan untuk berjalan. Sekalipun dengan luka yang tersayat, sekalipun dengan hati yang terbelenggu sesuatu yang tak mampu kujamah. Sampai disini, disebuah padang luas penuh ilalang ini aku merasa letih dan memandang sayu.
Aku menerawang, mengingat kembali memori indah dimasa itu. Aku tersenyum. Manis. Mungkin akan sangat manis apabila aku masih berada dimasa itu. Lagi-lagi aku melihat sekeliling. Hanya ada hamparan luas penuh ilalang yang tak mungkin menuntunku kembali pulang. Aku menunduk, menyesal sudah melangkah sejauh ini. Menyesal sudah mengikuti sosok yang tak pernah aku pahami. Menyesal sudah membiarkan naluriku mengikuti bintang yang tak kutau berasal darimana.
Tak kusadari sesuatu menetes dari mataku, aku menangis. Aku bisa menangis. Setelah beberapa tahun pura-pura tegar ternyata aku bisa menangis. Aku tersenyum sambil mengusap airmataku ‘ternyata aku masih wanita,’ ucapku lirih sambil tetap mengusapinya.
Aku melihat sekeliling lagi, masih tetap tak ada siapapun. Aku lega. Aku merasa tak ada satupun yang melihatku menangis. Hanya aku yang tau kalau aku lemah. Tidak ada siapapun. Saat itu aku merasa airmataku semakin deras. Aku merasa semua kepenatanku selama ini dibayar dengan setiap tetes air yang berlinang. ‘ternyata begini rasanya menangis, aku sudah lupa,’ ucapku lagi. Aku tersenyum dan mulai menikmati setiap airmata yang berlinang sambil sedikit bermain main dengan ilalang.
Kurasakan semilir angin menyentuh bulu kudukku. Seketika kurasakan kesejukan yang sudah lama tak kudapatkan. Aku merasa semakin dekat dengan jalanku pulang. Hatiku merasakan sedikit kedamaian yang mirip dengan kedamaian ditempat singgahku. Tuhan, terimakasih. Aku berjalan dengan bibir penuh senyum. Hatiku terasa begitu lapang. Aku akan pulang.
Kemudian aku berlari sejauh yang kubisa. Kulihat ilalang-ilalang yang melambaikan tangan mengiringi kepergianku. Mereka seolah setuju aku harus pulang dan kembali menata semua mimpiku. Mimpi yang semakin jauh karena aku lebih memilih berjalan belok daripada terus lurus hingga sampai tujuan. Kenikmatan cinta membuatku lupa tujuan yang lebih nyata. Aku lebih memilih yang semu. Tapi sekarang, aku sudah menemukan arahku. Arah pulang yang selama ini aku cari. Aku rindu semuanya. Rindu mereka yang benar-benar menyayangiku. Aku pasti pulang. Aku segera pulang.